Pantun orang tua umumnya akan berisikan dengan adat istiadat dan nasehat kepada anak untuk selalu mematuhi dan menghormati mereka. Tidak hanya pantun saja yang dikenal namun juga ada banyak sekali kalimat dan ajakan lainnya untuk selalu berbakti kepada ayah dan ibu.
Pantun untuk berbakti kepada orang tua tentu menjadi pantun nasehat yang memberikan pesan kepada anak-anak agar senantiasa hormat dan patuh kepada ayah dan ibu. Berbakti pada mereka sudah menjadi kewajiban dan keharusan dari seorang anak agar selalu menyayangi ayah dan juga bundanya.
Hal ini bisa Kamu mulai dari diri sendiri sebelum mengajak orang lain. Cobalah untuk selalu berbakti dan berlaku baik kepada orang tua. Selalu hormati dan mengiyakan apa saja yang mereka inginkan asalkan benar. Ayah dan ibu adalah orang pertama yang membesarkan anak-anaknya.
Contoh Pantun Orang Tua
![contoh pantun orang tua](https://masterseni.com/wp-content/uploads/2022/12/contoh-pantun-orang-tua.jpg)
Berikut ini adalah contoh pantun orang tua yang penting untuk Kamu bagikan mungkin lewat pesan sosial media. Dengan mengamalkan nasihat mereka, seperti rajin beribadah, tekun belajar, hemat memakai yang dan selalu bertingkah baik sudah menjadi salah satu cara berbakti kepada mereka.
Jangan pernah durhaka kepada orang tua karena mereka lah yang senantiasa memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Marilah berbakti pada ayah dan ibu karena tanpa adanya mereka tentu bukan menjadi apa-apa dan tidak bisa seperti sekarang.
Pantun Orang Tua Terkait Adat
Asam kandis asam purut
Kedua asam amatlah kecut
Badan terasa melayang-layang
Mengingat diri tak pernah sembahyang
Melihat langit jangan heran
Banyak bintang bertaburan
Kitabullah adalah pedoman
Bagi mereka yang beriman
Angin berhembus di parak-parak
Namun gubuk takkan goyah
Adat bersendikan syara’
Syara’ bersendikan kitabullah
Teramat manis air nira
Dalam gelas dibuatkan
Jikalau adat buat sengsara
Tak usahlah dia jalankan
Burung merpati terbang melayang
Terbang tinggi sampai ke dahan
Ada sunnah berlawanan
Segerakan sunnah sebagai bimbingan
Lari marathon di pagi hari
Pergi lari hingga ke sungai
Adat budaya punya jati diri
Sebab itu tak dapat dijual beli
Di semak-semak banyak kelawi
Sering habis dimakan burung
Pantun asli punya betawi
Pasti menang kalau bertarung
Berangkat sekolah gak boleh lambat
Kalau lambat bisa telat upacara
Hargailah adat istiadat
Dengan itu budaya terpelihara
Si baju merah namanya mawar
Di sore hari memetik bunga
Hormatilah adat budaya sekitar
Jika ingin hidup rukun dengan sekitar
Tuhan itu paling kuasa
Jangan lelah untuk berdoa
Sudah jadi tugas kewajiban kita
Miliki adat untuk dijaga
Kecap itu manis rasanya
Bagaikan rasa gula Jawa
Nusantara dibangun beragam budaya
Jadi kewajiban warga untuk menjaganya
Pantun Orang Tua Terkait Keagamaan
Buah pepaya buah sukun
Jadikan membaca penangkal pikun
Shalat jamaah haruslah tekun
Dengan begitu hidup akan menjadi rukun
Hari raya memakan rakik
Rakik udang dari Padang
Perlurus syahadat jauhkan syirik
Menjadikan hati tentram dan tenang
Pohon kelapa jatuh menimpa
Dibangun rumah dari batu bata
Sholat yang 5 janganlah lupa
Untuk bekal akhirat kita
Perayaan kemerdekaan banyak bendera
Bendera berkibar berukuran banyak rupa
Tak terasa hidup untuk sementara
Mau tidak mau pasti mati juga
Hujan turun di atas kebun
Sawi di tanam di atasnya
Jadi manusia banyak bersyukur
Atas segala nikmat yang diberikan-Nya
Ketika langit masih senja
Cepat-cepat segera berangkat
Mumpung usia masih muda
Cepat segera pergi bertobat
Sedari kecil bertanam biji
Ketika besar menjadi pepohonan
Mulai dari kecil pergi mengaji
Hingga kuat dalam beriman
Pergi ke toko membeli meja
Jangan lupa membeli papan
Perdalami ilmu dunia boleh saja
Namun ilmu agama jangan sampai ditinggalkan
Ayo kita pergi ke sawah
Melihat petani sedang bekerja
Ayo kita rajin bersedekah
Tidak perlu menunggu hingga kaya
Pulau Mandeh jauh ditengah
Di pulau tak nampak jua
Menangis badan dikandung tanah
Mengingat badan tak sembahyang juga
Datang ke sawah untuk menyemai
Padi tinggi disiram sudah
Kalau ingin hidup damai
Jangan sampai tinggalkan ibadah
Pantun Orang Tua Terkait Nasehat
Jika si burik adalah kendi
Maka yang bagus adalah tentu celaka
Jika yang baik adalah budi
Pasti akan disayang keluarga
Bikin minuman dari buah sirsak
Diperdagangkan bermacam harga
Jadi anak berbaktilah pada ibu bapak
Supaya kelak masuk surga
Ke kebun dapat kepompong
Jatuh ke tanah diinjak pak Sugi
Kalau gak mau gigi ompong
Jangan malas sikat gigi
Mandi di sungai banyak batunya
Pergi ke ladang banyak serangga
Jikalau main jangan lah lupa
Sholat mengaji harus dijaga
Monyet bermain lempar gelas
Tikus memakan bekas makanan
Ayolah kawan bersihkan kelas
Agar berkelas dan juga nyaman
Jauh-jauh membeli Ulos
Beli Ulos bermacam warna
Rajin bekerja janganlah bolos
Agar kelak menjadi kaya
Satu dua gambar diadu
Mainnya di rumah si Erda
Kalau kalah jangan mengadu
Biarkan hati berlapang dada
Anak itik turun satu
Mati seekor tinggal sembilan
Pelajarilah ilmu dengan sungguh-sungguh
Agar terwujud semua impian
Pergi ke ladang memetik jambu
Jalannya jauh berputar-putar
Jika rajin membaca buku
Yakinlah jadi anak yang pintar
Malam-malam makan ayam bumbu
Jangan sampai lupa pakai kuah kaldu
Belajar tak perlu untuk menunggu
Jika belajar hal-hal bermutu
Satu ekor kera tengah termangu
Pisang hilang dicuri si pemburu
Dengarlah nasihat guru
Mereka juga orang tuamu
Ke Surabaya membeli batik
Pergi berdua bersama Rama
Jadilah anak berbudi baik
Menjadi penolong untuk sesama
Hujan turun basahi pipi
Dingin terasa hingga ke hati
Ayo siapkan diri meraih mimpi
Kini juga tak perlu nanti
Pergi ke pasar membeli agar
Pulang siang memakan bakwan
Siapa yang rajin belajar
Pasti akan sukses kawan
Hari ini adalah jumat
Besoknya adalah hari minggu
Siapa rajin melaksanakan sholat
Maka surga sudah menunggu
Gadis kecil pipi merona
Menggunakan gelang bermanik mutiara
Supaya hidup terasa bermakna
Pedulilah pada saudara
Ayahku seorang petani.
Tiap pagi bekerja diladang
Mari belajar di pagi ini
Supaya sukses di masa mendatang
Sudah lama menahan rindu
Bertemu kawan bawa gulali
Hidup kaya miskin ilmu
Pasti hanya merugi dan menyesali
Pantun Orang Tua Tentang Saling Mengasihi
Sore hari surya menghilang
Bumi penuh dengan kegelapan
Kasih ibu tak pernah lekang
Kepada kami yang sering melupakan
Abu-abu warna kayu rengat
Diwarnai hitam pekat
Kasih ibu sangatlah hangat
Hanya dialah yang selalu diingat
Jalan-jalan ke Jogjakarta
Pergi ke kampung ke para lembah
Kasih sayang bagaikan bunga
Jika mekar terlihat indah
Amat tinggi pohon kelapa
Ambil satu nikmat terasa
Kasih sayang tak pernah lupa
Terkenang hingga sepanjang masa
Baju muslim penuh renda
Jeruk manis terperas sudah
Jika ayah bunda tiada
Akankah kemana rindu tertumpah
Suku rimba suku berpindah
Punya tubuh kuat bertenaga
Berlian yang paling indah
Adalah sebuah keluarga
Teramat enak buah berduri
Dipetik dari tanah Bali
Perjuangan ibu setiap hari
Tubuh lesu pun tidak peduli
Kebun indah terdapat kolam
Mawar dipetik dari hutan
Cinta ibu amatlah dalam
Jauh dalam hingga lautan
Panjangnya sisi ikan pari
Berenang jauh hingga ke tepi
Jika harta bisa dicari
Tapi kasih susah dicari
Piring kaca akan mudah pecah.
Belanja ke pasar membeli lima
Jika hati terasa susah
Terimat diri pada sang mama
Bogor jadi kota tanah
Terdapat taman penuh rusa
Kasih ibu takkan berubah
Hidup terus sepanjang masa
Dari laut mengambil ikan
Sungguh bertumpuk di pelabuhan
Semoga bunda dimaafkan
Dari segala dosa dan ampunan
Tubuh merah si ular naga
Kekar tapi tidak berbisa
Bahagia jika punya keluarga
Genap sudah dunianya
Bambu diraut untuk tangga
Makan mie dikasih lada
Tulang punggung untuk keluarga
Jadikan bahagia hingga ke dada
Rumah kotor penuh serangga
Serangga dating dari para-para
Jangan pernah tinggalkan keluarga
Agar hidup tidak sengsara
Suara bersiul penuh riang
Bersuara merdu hingga ke puncak kelapa
Rindu kepada adik pastilah sayang
Kepada abang pastilah cinta
Enak sekali air selasih
Diminum untuk memenuhi dahaga
Cintai ibu yang penuh kasih
Terletih-letih menjaga kita
Burung dara burung kutilang
Terbang semua diganggu angkasa
Rasa kasih janganlah hilang
Untuk keluarga yang setia
Pantun Orang Tua Bertemakan Bersyukur Atas Nikmat
Udara hangat di kota hulu,
Merambat hingga sampai Utara.
Ingat-ingat masalah dulu,
Kini hilang entah kemana.
Penambah sel pohon pinang,
Air hujan dicurahkan.
Dahulu susah sekarang senang,
Itulah karunia yang dilimpahkan.
Jalan kaki sepanjang hari,
Sehingga Tubuh terasa lelah.
Walau sedikit kita syukuri,
Agar harta diberi berkah.
Nelayan Pulang membawa ikan,
Ikan di ambil dengan mayang.
Bila rezeki dikeluhkan,
Bagai makan tak pernah kenyang.
Waktu senja makan bubur,
Bubur campur dengan kurma.
Bila kaya kita bersyukur,
Bila susah kita bersama.
Minuman segar dari selasih,
Kue brownies di dalam baki.
Mari Kita berterima kasih,
Ada semua limpahan rezeki.
Hati khusu’ di hari raya,
Suasana amat meriah.
Orang bersyukur berbahagia,
Senyum berseri, wajahnya cerah.
Bunga mawar mulai menguncup,
Walau Mekar jangan dibawa.
Walau sedikit pasti cukup,
Yang penting kita selalu bertakwa.
Bila hendak pergi bersafar,
Hati Ini mesti lah sabar.
Perbanyaklah beristighfar,
Supaya mendapat jalan keluar.
Sungai beriak tentunya dangkal,
Walau dangkal banyak ikannya.
Dunia ini hanyalah bakal,
Supaya mendapat derajat mulia.
Itulah tadi contoh pantun orang tua yang dapat Kamu gunakan sebagai pengingat diri sendiri. Ingatlah bahwa di dunia ini mereka lah yang sangat berjasa pada kehidupan anak-anaknya. Jadi jangan sesekali berani kepada ayah dan ibu yang sudah merawat sejak kecil dengan penuh kasih sayang.
Sebagai anak yang mulia maka salah satu tanda utamanya yakni dengan berbakti kepada orang tua. Cobalah untuk selalu menghormati mereka dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan. Niscaya kehidupan akan dipermudah untuk ke depannya apabila Kamu melakukannya.