Contoh pantun peribahasa ini umumnya akan berisikan dengan makna dan peribahasa di dalamnya yang bisa menjadi acuan bagi Kamu untuk menulis apapun baik secara tersirat maupun tersurat. Pasalnya ada banyak sekali pilihan diksi yang indah sehingga dapat menjadi referensi menulisnya.
Pantun tentang peribahasa kerap kali ditulis oleh seseorang yang hendak menyampaikan makna, ungkapan, semboyan hingga pepatah. Dalam menulis pantun tentang peribahasa ini pun tidak boleh Kamu lakukan secara sembarangan. Hal ini karena di dalamnya harus mengandung pesan untuk ditujukan ke pembaca.
Lantas bagaimana cara untuk menulis pantun tentang peribahasa? Mungkin saja Kamu bisa membaca kumpulan contoh dibawah ini. satu hal yang pasti adalah tetap memperhatikan apa saja pilihan diksinya karena menjadi daya tariknya tersendiri.
Contoh Pantun Peribahasa dan Artinya
Berikut ini adalah contoh kumpulan pantun peribahasa yang dapat Kamu jadikan sebagai inspirasi dan referensi ketika hendak membuatnya sendiri. Pastikan untuk tidak meniru secara keseluruhan agar bisa berinspirasi sendiri.
Contoh pantun tentang peribahasa di bawah ini tentunya memiliki banyak sekali maknanya. Sebagian diantaranya akan memberikan pesan dan semangat bagi siapapun pembacanya jadi Kamu pun mendapatkan pesan positifnya.
1. Ke pasar meminta garam
Untuk memasak seikat bayam
Jika punya sebuah program
Jangan hangat-hangat tahi ayam.
Makna:
Kemauan yang tidak tetap dan cepat memudar.
2. Pisau belati tiada ujungnya
Buat peti tiada pinggirnya
Rusa mati karena tanduknya
Gajah mati karena gadingnya.
Makna:
Celaka karena kelebihannya sendiri.
3. Anak ayam berlari-lari
Takut elang datang menerkam
Air diminum terasa duri
Nasi dimakan terasa sekam.
Makna:
Terlalu khawatir akan suatu hal, sampai makan pun jadi tak enak.
4. Ke pasar membawa salak
Rasanya enak dan juga gurih
Malang tak dapat ditolak
Mujur tak dapat diraih.
Makna:
Nasib itu tak dapat diubah sebelumnya oleh karena nasib adalah rahasia Tuhan.
5. Tanah landai rumputnya rapat
Air terjun ke hulu telaga
Sepandai-pandai tupai melompat
Sekali waktu pasti jatuh juga.
Makna:
Sepandai-pandainya seseorang, suatu saat pasti pernah melakukan kesalahan juga.
6. Sepohon kayu daunnya rimbun
Banyak tangkainya banyak buahnya.
Walaupun hidup seribu tahun
Kalau tak sembahyang apa gunanya.
Makna:
Hidup takkan berguna jika kita lupa bersyukur atas nikmat yang Tuhan berikan.
7. Ada perampok ingin memalak
Lalu termenung saat disentuh
Walau seribu anjing menyalak
Tegar gunung tak akan runtuh.
Makna:
Orang yang memiliki prinsip tinggi dan tidak goyah dengan godaan.
8. Ke Sumatra Barat makan rendang
Tuang beras, masak sebakul
Seberat-berat mata memandang
Berat juga bahu memikul.
Makna:
Seberat apapun penderitaan orang yang melihat, masih lebih menderita orang yang menjalaninya.
9. Daratan Eropa terasa dingin
Sering belajar jadinya pandai
Barang siapa menabur angin
Pasti akan menuai badai.
Makna:
Siapa pun yang mencoba berbuat tak baik, pasti kelak mendapat ganjaran yang lebih besar.
10. Buah keladi di kolam renang
Makan bihun sambil bermain
Sehari jadi sehelai benang
Menenun setahun menjadi kain.
Makna:
Butuh kesabaran dan keuletan untuk menghasilkan sesuatu yang bagus.
11. Baru tiba dari Palembang
Oleh-olehnya seuntai tembang
Jika bunga mekar berkembang
Pasti banyak datang si kumbang.
Makna:
Di mana ada gadis yang cantik, di sana banyak pemuda datang.
12. Bapak menteri meminta pajak
Pajak disetor oleh pengunjung
Di mana bumi sedang dipijak
Di sanalah langit dijunjung.
Makna:
Kita harus menghormati adat istiadat dan kebiasaan di mana kita sedang berada.
13. Dari samudera terdampar karang
Karang merah dari dalam gua
Meski sekedar punggung parang
Bila diasah, kan tajam jua.
Makna:
Sebodoh-bodohnya seseorang, bila sering belajar dan berlatih, pasti akan pandai dan terampil juga.
14. Duduk-duduk melihat rusa
Rusa diinjak seekor gajah
Kasih ibu sepanjang masa
Kasih anak sepanjang galah.
Makna:
Kasih sayang seorang ibu kepada anak-anaknya akan tulus hingga akhir hayat, sedangkan kasih sayang anak kepada ibunya biasanya ada batasannya.
15. Laut biru indah berseri
Pasir putih tepi bahari
Kalau guru kencing berdiri
Pasti murid kencing berlari.
Makna:
Seorang pendidik atau pemimpin harus memberikan contoh yang baik.
16. Setiap pagi membuat puding
Puding dikirim ke kota Malang
Gajah mati tinggalkan gading
Harimau mati tinggalkan belang.
Makna:
Orang baik meninggalkan nama baik, orang jahat meninggalkan nama tercemar.
17. Doa dimohon setiap pagi
Udara datang terasa dingin
Jika pohon semakin tinggi
Pasti kencang tiupan angin.
Makna:
Semakin tinggi posisi dan kesuksesan seseorang, semakin besar tantangan dan godaannya.
18. Malam malam banyak kelelawar
Datang serempak mencari makan
Semua masalah ada jalan keluar
Kusut diselesaikan, kotor dibersihkan.
Makna:
Ada baiknya setiap masalah harus diselesaikan dan dicari jalan keluarnya.
19. Hutan lebat ada di Cimahi
Beruang pergi karena petani
Jadi sahabat saling mengasihi
Senang dibagi, rugi dijalani.
Makna:
Sahabat yang setia selalu bersama-sama merasakan suka dan duka.
20. Apa tanda buah yang kecut
Bila dikupas susah dilepaskan
Apa tanda orang pengecut?
Lempar batu sembunyi tangan.
Makna:
Perbuatan yang licik dan penghianat yang tak mau bertanggung jawab atas kesalahan yang dia lakukan.
21. Mancing lele di tengah kolam
Lele lepas dapatnya ikan
Air beriak tanda tak dalam
Air tenang bisa menghanyutkan.
Makna:
Seseorang yang banyak omong sering kali tak ada buktinya, dan seseorang yang kalem mungkin saja banyak ilmunya.
22. Kebun duku, kebun pepaya
Tumbuh juga pohon petai
Hemat itu pangkal kaya
Rajin itu pangkal pandai.
Makna:
Kekayaan berasal dari kemauan berhemat, dan kepintaran datang dari usaha yang tekun.
23. Delapan tentara, satu serdadu
Musuh datang ingin menyerbu
Jangan bertengkar, jangan beradu
Menang jadi arang, kalah jadi abu.
Makna:
Pertengkaran dan perkelahian hanya akan membawa kerugian bagi kedua belah pihak.
24. Ke Bungkulu membawa jajan
Jajan ditumpuk buat bertahan
Sediakan payung sebelum hujan
Kelak hidup tiada kesusahan.
Makna:
Selalu persiapkan segala sesuatunya dan kemungkinan terburuknya sehingga kita tidak merasa kesusahan kemudian.
25. Adik meminta sapu lidi
Sapu ditumpuk di atas kursi
Mari gunakan ilmu padi
Makin tunduk tanda berisi.
Makna:
Semakin banyak ilmu yang dimiliki, tetaplah rendah hati.
26. Kain terbentang menjadi layar
Layar putih di dalam peti
Utang uang bisa dibayar
Utang budi dibawa mati.
Makna:
Kebaikan budi dari seseorang hendaklah selalu diingat.
27. Ada penjahat berusaha kabur
Sambil membawa layang-layang
Menangis mayat di dalam kubur
Teringat hidup tak suka sembahyang.
Makna:
Hendaknya selagi hidup, kita jangan malas berinadah.
28. Pergi ke pasar membeli wajan
Janganlah lupa membawa nanas
Tak pernah lapuk oleh air hujan
Tak pernah habis terkena panas.
Makna:
Sebuah peristiwa atau kenangan yang takkan pernah hilang dari ingatan.
29. Bunga melati dibawa ke Turki
Indah merekah saat dipandangi
Gunung tinggi akan ku daki
Lautan luas ‘kan ku sebrangi.
Makna:
Apapun rintangan yang ada di depan, tetaplah semangat berjuang.
30. Dari Mataram ke Balikpapan
Tangan indah berhiaskan gelang
Padi ditanam penuh harapan
Sebentar tumbuh rumput ilalang.
Makna:
Apapun usaha dan keinginan mulia yang akan dilakukan, pasti akan muncul gangguan dan rintangan.
31. Raja datang bersama ratu
Ada udang di balik batu.
Makna:
Ada maksud tersembunyi di balik suatu perbuatan.
32. Preman memukul seekor anjing
Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing
Makna:
Bersama-sama dalam susah dan senang.
33. Ada kangguru jangan dikejar
Sedang makan sebatang padi
Berguru kepalang ajar
Bagai bunga kembang tak jadi
Makna:
Bila suatu ilmu tidak sempurna dipelajari, maka tidak akan mendatangkan suatu manfaat.
34. Air diaduk terlihat indah
Cowok berlari dikejar Anggi
Marilah duduk sama rendah
Ayo berdiri sama tinggi.
Makna:
Sejajar dalam martabat atau kedudukan.
35. Hujan turun rintik-rintik
Pohon tumbuh sudah berbunga
Karena jatuh nila setitik
Rusak susu sebelanga.
Makna:
Karena persoalan kecil, semua hal jadi berantakan.
36. Rumput banyak di tengah hutan
Bawa diangkut ke dalam kota
Semut terlihat di seberang lautan
Gajah tak tahu di pelupuk mata.
Makna:
Kesalahan diri sendiri tidak terlihat, tetapi kesalahan orang lain terlihat jelas.
37. Mobil sedan terkena panah
Panah berbalik ke dalam gua
Hancur badan dikandung tanah
Budi baik dikenang jua.
Makna:
Perbuatan baik akan selalu dikenang bahkan ketika orang tersebut telah meninggal.
38. Rumah jati tempat merenung
Sambil melihat bunga serampai
Hasrat hati memeluk gunung
Apa daya tangan tak sampai.
Makna:
Keinginan hati yang tak bisa terwujud.
39. Ayam kampung bulunya belang
Biji padi jadi pakannya
Lain ladang lain belalang
Lain lubuk lain ikannya.
Makna:
Setiap negeri, daerah, maupun tempat memiliki adat istiadat yang berbeda-beda.
40. Buah kelapa dimakan kumbang
Kulitnya digosok, hitam warnanya
Barang siapa menggali lubang
Ia juga terperosok ke dalamnya.
Makna:
Siapa pun yang berniat berbuat jahat, pasti kelak mendapat akibatnya.
41. Bambu dirangkai menjadi rakit
Kaki tergores terasa sakit
Meski sedikit demi sedikit
Lama-lama menjadi bukit.
Makna:
Jika rajin menabung, maka lama kelamaan menjadi banyak.
42. Burung perkutut di tengah telaga
Sekotak peti di atas bahu
Dalamnya laut bisa diduga
Dalam hati siapa yang tahu.
Makna:
Tak ada yang akan bisa menebak isi hati seseorang.
43. Makan kerupuk bersama tulang
Tulang kecil harus dihindari
Bila menepuk air di dulang
Pasti terpecik muka sendiri.
Makna:
Membuka air keluarga sama dengan membuka aib sendiri.
44. Lebah jantan akan menyengat
Terbang datang, merah warnanya
Banyak jasa tiada diingat
Bagai kacang lupa kulitnya.
Makna:
Tidak tahu diri dan lupa kebaikan orang lain.
45. Langit biru di saat fajar
Datang artis dan komedian
Cari guru tempat belajar
Jangan jadi sesal kemudian.
Makna:
Jika ingin belajar seseuatu hal, carilah guru yang benar-benar menguasai ilmu tersebut agar tidak menyesal di kemudian hari.
46. Kayu bakar dibuat arang
Arang dijual ke luar negeri
Jangan mudah salahkan orang
Cermin muka lihat sendiri.
Makna:
Sebelum menyalahkan orang lain, koreksilah diri sendiri terlebih dahulu.
47. Kalau ada sumur di ladang
Bolehlah kita menumpang mandi
Kalau ada umurku panjang
Bolehlah kita bertemu lagi.
Makna:
Sebuah doa dan harapan agar bisa berjumpa lagi di kemudian hari.
48. Jalan-jalan ke pulau Batam
Agar bisa mendapat ilham
Rambut berwarna sama hitam
Hati orang siapa yang paham.
Makna:
Walaupun secara fisik sama, tapi maksud hati seseorang siapa yang tahu.
49. Bapak menjual setengah saham
Uangnya habis dalam sebulan
Bertanyalah bila tak paham
Malu bertanya sesat di jalan.
Makna:
Jangan ragu dan malu untuk meminta pendapat dan nasihat dari orang lain.
50. Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ketepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian.
Makna:
Sebuah pekerjaan yang awalnya dimulai dengan penuh pengorbanan, tetapi pada akhirnya membuahkan hasil yang menyenangkan.
51. Jalan-jalan ke kawasan Cibubur
Singgah sejenak di kota Cianjur
Nasi sudah menjadi bubur
Ikhlaskan saja yang sudah terlanjur.
Makna:
Perkara yang tidak bisa diperbaiki lagi, dan harus dikhlaskan.
52. Buah kelapa di atas karang
Bola kecil di tengah gawang
Jangan lupa kebaikan orang
Habis manis, sepah dibuang.
Makna:
Ingatlah kebaikan-kebaikan orang yang telah berjasa. Jangan seperti makan tebu, ketika manisnya sudah hilang, ampasnya dibuang begitu saja.
53. Bunda ratu di atas anjungan
Dengar nyanyian petikan rebab
Lempar batu sembunyi tangan
Sikap yang tidak bertanggung jawab.
Makna:
Orang yang suka berbuat sesuatu tetapi menghindar dari tanggung jawab yang diakibatkan olehnya.
54. Tak berpayung, basahlah rambut
Bata lapuk kena tendangan
Bagaikan gayung tiada bersambut
Cinta bertepuk sebelah tangan.
Makna:
Rasa cinta yang tidak terbalaskan.
55. Masak semur diaduk-aduk
Untuk bekal pergi ke gunung
Bagaikan telur di ujung tanduk
Serba salah menjadi bingung.
Makna:
Sebuah situasi yang membuat serba salah dan tak tahu solusinya.
Itulah tadi kumpulan pantun peribahasa yang memiliki banyak makna di dalamnya untuk pembacanya. Kamu bisa membacanya saja atau menikmati pilihan diksi yang tertulis. Pasalnya setiap penulisnya sudah memilih kata-kata terbaik di dalamnya sehingga terdengar indah oleh pembaca.
Maka dari itu, kata-kata yang disampaikan di dalam pantun tentang peribahasa tersebut mungkin saja tidak memiliki arti pada umumnya. Setiap pembaca harus terlebih dahulu memahami apa maknanya sebelum mengartikannya agar tidak salah paham.